Biadab! Nenek Dibunuh Saat Membaca Al Qur’an
Perkampungan yang dikenal sebagai pusat Tarekat Naqsabandiah di Dusun II Hulu, Desa Besilam, Kec Padang Tualang, Kab Langkat, kemarin (9/9) mendadak heboh. Tak tanggung, seorang Hajjah tewas penuh bacokan saat mengaji Al Quran.
Darah korban pembunuhan sadis ini, baru untuk kali pertama menodai daerah yang penuh warna religi itu. “Ya Allah, kok tega kalilah pelakunya membunuh ibu ini, padahal dia ini orangnya baik kali,” ketus sejumlah warga yang melihat jasad Hj Basyariah (65) yang terbujur kaku di depan kitab suci itu.
Pagi-pagi subuh, kampung yang dikeramatkan banyak orang itu, seketika disesaki warga. Sayangnya, tak satupun yang tahu siapa pelaku biadab yang keji itu, termasuk suaminya Muhammad Suhil alias Suud (55).
Aparat Polsek Padang Tualang yang langsung terjun ke lokasi beberapa menit setelah peristiwa ini dilaporkan, juga belum bisa memastikan siapa pelakunya. Sampai berita ini masuk redaksi, status pelaku masih sebagai orang tak dikenal (OTK).
Di bawah pimpinan Kanit Reskrim Iptu Feby Haryanto, polisi langsung mensterilkan tempat kejadian perkara (TKP) guna memudahkan jalannya penyidikan. Selanjutnya jasad nenek yang dikenal baik dan sering menolong orang itu diboyong ke RSU Tanjung Pura ditemani suami dan sejumlah sanak keluarganya.
Di ruang Instalasi (Mayat) RSU Tanjung Pura, tubuh korban langsung dibenahi perawat dengan menjahit luka-lukanya yang terdapat di leher, tengkuk, kepala, pipi kiri, lengan kiri dan dagu.
Pantauan POSMETRO MEDAN, dari banyaknya luka itu, yang paling parah adalah bekas di leher. Luka menganga ini nyaris membuat kepala putus. Diduga, korban ditebas dengan sebilah benda tajam.
Menurut keterangan Suud, dia yang pertama kali melihat jasad isterinya. “Waktu makan sahur, kami masih sama. Setelah itu saya pergi untuk solat subuh di Masjid. Istri saya tinggal di rumah,” kata Suud.
Masih ujar dia, sepulang dari Sholat di Masjid, beberapa menit sebelum peristiwa, dia rebahan di kamar tidur. Sementara Basariah terlihat sedang duduk mengaji (membaca) Al Quran di ruang tamu.
Tak lama rebahan, telinganya mendengar suara orang yang mengerang kesakitan. Rasa curiga memaksanya bangkit dari peraduan. Begitu keluar kamar, Suud melihat wanita yang sudah dinikahinya 32 tahun lalu, tergeletak bersimbah darah.
Hal tersebut, aku Suud, membuat jantungnya nyaris berhenti berdetak. Apalagi dia sempat menangkap sekelebat bayangan yang lari keluar dari rumahnya.
“Sejak kami menikah, dia (Basariah-red) tidak pernah ada bermusuh dengan orang lain. Bahkan ribut dengan tetangga pun tak ada. Malah bisa dibilang korban suka menolong orang yang lagi kesusahan,” ujar Suud datar, sambil menyambut kedatangan sanak saudara serta para pelayat di rumah duka.
Meski mengaku terkejut dengan peristiwa itu, raut wajah Suud tak menunjukkan sebagaimana layaknya orang bersedih. Dia begitu tenang dan tegar menghadapi musibah tersebut. Namun sayang, karena suasana di rumah itu sedang diselimuti duka keluarga, perbincangan pun terpaksa terhenti.
Terpisah, Rizal (45) menantu korban, adalah orang yang pertama diberi kabar oleh mertuanya. Walau rumah mereka berhadap-hadapan, dia mengaku tak ada mendengar kegaduhan pada subuh itu.
“Saya tahunya setelah dikabarin. Subuh itu saya sedang berada di dalam rumah. Tapi saya tidak ada mendengar suara gaduh-gaduh di rumah ibu mertua. Saya juga nggak melihat kelebat orang yang melintas atau lari,” ujar Rizal seraya meminta polisi segera menangkap pelaku kejam itu.
Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Wahyudi didampingi Kanit Reskrim Polsek Padang Tualang IPTU Feby Haryanto, mengaku belum dapat menyimpulkan motif pembunuhan itu, apakah dendam atau perampokan.
“Kalau kita bilang perampokan, tapi kenyataannya tidak ada barang korban yang hilang. Kita masih melakukan penyelidikan. Mudah-mudahn saja kasus ini segera terungkap,” jawab AKP Wahyudi yang langsung turun ke TKP.(darwis)posmetro-medan.com
0 comments: